!-- AGK TEAM META TAG --> Rusia: Selamat Datang Crimea, Selamat Tinggal “G8” | Trading Emas Online Indonesia
Forexmart
Diberdayakan oleh Blogger.

Rusia: Selamat Datang Crimea, Selamat Tinggal “G8”

Unknown Reply 16.29.00


Setelah enam puluh tahun berlalu, kini Crimea kembali ke pangkuan Rusia. Per tanggal 16 Maret 2014 kemarin, berdasarkan hasil referendum, Crimea akhirnya memutuskan untuk keluar dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia. Hasil dari referendum tersebut mengatakan 95,5% suara memilih untuk bergabung dengan Rusia dengan tingkat partisipasi voting mencapai 83%. Seiring dengan hasil tersebut, nama Presiden Rusia Vladimir Putin makin populer. Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya mengumumkan bahwa mulai tanggal 25 Maret 2014, Rusia dikeluarkan dari keanggotaan “G8”.  Langkah ini sebagai bentuk respon keras terhadap tindakan Rusia tersebut. Negara-negara “G7” pun mengancam tak akan menghadiri KTT “G8”  yang tadinya akan dijadwalkan digelar di Sochi, Rusia.


Sebelumnya sanksi awal yang diberikan Amerika Serikat dan Uni Eropa kepada Rusia adalah membekukan aset-aset sejumlah pejabat Rusia di luar negeri dan memblokir visa mereka. Lalu selanjutnya Visa dan Mastercard memblokir layanan kartu kredit di 2 bank Rusia yaitu Rossiya dan SMP. Jika Rusia masih kukuh dengan keputusannya, akan ada kemungkinan bahwa fokus sanksi tersebut akan semakin meluas dan merembet pada sektor ekonomi secara spesifik. Para pemimpin “G7” mengingatkan bahwa tindakan Rusia tersebut akan menimbulkan konsekuensi besar. “G7” mengancam akan meningkatkan aksi mereka dengan menjatuhkan sanksi-sanksi sektoral termasuk menargetkan industri minyak dan gas alam yang vital bagi Rusia. 

Spekulasi yang berkembang, menyebutkan Putin tidak mau melewatkan kesempatan emas dan masih terus berambisi untuk merebut Crimea agar kembali bergabung lagi dengan Rusia meski kemungkinan terburuknya adalah bergejolaknya perekonomian negaranya. Dampaknya, para pejabat Rusia, investor dan para konglomerat yang berada di Rusia tampak ketar ketir dengan masalah sanksi yang diberikan karena hal tersebut berpotensi mengacaukan perekonomian serta bisnis-bisnis mereka. Hal tersebut diperparah dengan Presiden Vladimir Putin yang tidak mempedulikan masalah tersebut. Saat ini, Vladimir Putin masih kukuh terhadap keputusannya dan menganggap sanksi ekonomi yang diberikan hanyalah sebuah gertak sambal. Kekhawatiran dan keluhan-keluhan yang disampaikan oleh para pejabat Rusia dan kaum konglomerat sendiri pun belum digubris meski mereka tetap  terus berusaha untuk menjalin komunikasi dengan pemerintah.

Dampak-dampak lainnya adalah pasar keuangan di Moscow jatuh ke level terendah yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan 50 perusahaan besar yang mengalami kerugian kapital sebesar $110 Miliar. Mata uang Rusia, rubel, menyentuh rekor terendah dan para ahli ekonomi memangkas prediksi pertumbuhan mereka lebih dari setengah. Dari perdagangan komoditi, kekhawatiran datang dari pasokan gas alam Rusia ke Eropa. Jika sanksi Rusia semakin meluas, hal tersebut dikhawatirkan berdampak pada pasokan gas ke Eropa.

"Sekarang tergantung pada Rusia untuk bertindak dengan penuh tanggung jawab dan menunjukkan dirinya sekali lagi bahwa mereka bersedia untuk mematuhi aturan-aturan internasional," kata Obama dalam konfrensi pers di The Hague. "Jika mereka gagal dalam melakukan itu, mereka akan mendapatkan sanksi tambahan." Patut kita nantikan bagaimana kelanjutan dari permasalahan ini. 


 


Related Posts

Berita Ekonomi Terkini 6242996335407748002

Posting Komentar

Artikel Sebelumnya

Search

Kategori

STRATEGI FOREX INDONESIA

Follow Us