Era Kenaikan Suku Bunga? Antisipasi Portofolio Investasi Anda
Pada
bulan Maret lalu pasar dikejutkan dengan pernyataan dari Ketua Federal Reserve,
Janet Yellen, yang menyatakan bahwa kenaikkan suku bunga di AS bisa saja
terjadi di awal tahun 2015. Ia juga mengatakan bahwa The Fed bisa mulai
menaikkan suku bunganya dalam enam bulan kedepan setelah program pengurangan
stimulus (tapering) berakhir pada
akhir tahun ini.
Yellen
mengeluarkan pernyataannya ini bersamaan dengan keputusan The Fed yang kembali
mengurangi program pembelian obligasinya sebesar $10 miliar menjadi $55 miliar.
Ini merupakan pengurangan yang ketiga kalinya sejak stimulus ini diluncurkan
tahun lalu. Banyak pengamat yang memprediksi apabila program pembelian obligasi
ini berakhir di akhir tahun ini maka suku bunga akan dinaikkan sekitar bulan
April tahun depan.
Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh Presiden The Fed negara
bagian Atlanta, Dennis Lockhart, yang menyatakan bahwa The Fed kemungkinan akan
mulai menaikkan suku bunganya setidaknya pada semester kedua tahun 2015. Meskipun
demkian kenaikan suku bunga akan berlangsung secara bertahap sebab sektor
tenaga kerja memerlukan waktu untuk pulih akibat resesi.
Sebenarnya apa yang menarik dari rencana kenaikkan suku bunga di AS
ini dan apa dampak yang akan ditimbulkan di pasar finansial? Pertanyaan yang
timbul adalah apakah era suku bunga rendah akan segera berakhir. Pertumbuhan negara
negara maju yang sebelumnya terpukul akibat krisis finansial pelan-pelan mulai
menunjukkan recovery, terlihat dari
data ekonomi yang dirilis. Meskipun pertumbuhan ekonomi yang terjadi belum
menunjukkan kenaikan yang signifikan, namun pengamat yakin pertumbuhan ekonomi
global akan terus tumbuh.
Mundur ke belakang, tepatnya tanggal 13 Maret lalu, ada berita yang
menarik yaitu bank sentral New Zealand akhirnya menaikkan suku bunganya. New
Zealand menjadi negara maju pertama yang menaikkan tingkat suku bunganya. Bukan
tidak mungkin kebijakan serupa juga akan diambil oleh The Fed serta bank
sentral negara maju lainnya.
Lalu efek domino apa yang akan terjadi dari isu kenaikan suku bunga
ini terhadap pergerakan harga di pasar finansial?
Untuk memahami efek yang terjadi di pasar kita harus paham bagaimana
kondisi perekonomian saat ini, seperti terlihat pada gambar business cycle di
bawah ini :
Kalau kita lihat perkembangan
perekonomian saat ini bisa dikatakan tengah berada dalam stage 4 atau
pertumbuhan ekonomi mulai mengalami ekspansi meskipun belum berada dalam
puncaknya. Biasanya saat ekonomi memburuk atau mengalami kontraksi maka suku
bunga akan diturunkan atau bank sentral akan menganut kebijakan easy money policy.
Jika ada peluang The Fed akan
menaikkan suku bunganya, maka tidak menutup kemungkinan akan diikuti bank bank
sentral lainnya. Ini berarti perekonomian sudah memasuki stage ekspansi
meskipun belum benar-benar solid.
Jika benar kondisi saat ini
berada dalam stage 4 berarti kita bisa berasumsi harga komoditas, saham serta
indeks saham dan juga high yield currencies (seperti Aussie) trend-nya akan
mengalami kenaikan. Sebaliknya, obligasi atau low yield currencies seperti Yen
dan Swiss Franc akan melemah.
GOLD
AUD/USD
Kalau empat
grafik diperhatikan, sejak awal tahun 2014 terlihat US Dollar index trendnya
cenderung turun sementara untuk S&P 500 yang mewakili kinerja bursa saham
terlihat mengalami kenaikan. Demikian juga dengan emas yang juga cenderung
masih dalam trend naik, hal yang sama juga dialami oleh AUD/USD yang mewakili high
yield currencies.
Dengan
mengetahui gambaran perbandingan beberapa instrumen investasi diatas kita bisa
melihat atau mendapat gambaran kira-kira kemana arah pergerakan harga dari
instrumen yang kita pilih. Namun, ini untuk jangka panjang, bukan untuk acuan
jangka pendek.
Glossary :
- High Yield Currencies : Mata uang yang bisa memberikan imbal hasil atau bunga yang tinggi
- Low Yield Currencies : instrument investasi yang bisa mempunyai imbal hasil atau bunga yang rendah.
Posting Komentar