Pemilu 2014 Buat Rupiah Menguat ?
Penguatan rupiah yang sempat
menyentuh level 11.249 terhadap dollar AS memberikan optimisme terhadap
perekonomian Indonesia menjelang pemilihan umum 2014. Pesta demokrasi yang
digelar 5 tahunan di Indonesia diharapkan dapat menjadi salah satu momen dalam
memperbaiki perekonomian Indonesia. Mengapa demikian? Karena menurut, Lana
Soelistianingsih, Ekonom dari Universitas Indonesia, menuturkan bahwa secara
historikal aliran dana yang masuk ke Indonesia selalu meningkat usai Pemilu.
Hal tersebut dapat berdampak juga akan mendorong penguatan rupiah yang cukup
signifikan. Jika hasilnya disukai oleh pasar dan para investor, ada kemungkinan
penguatan rupiah akan berlanjut pasca pemilu. Namun, Lana juga mengungkapkan,
bahwa harus tetap mewaspadai kemungkinan fluktuasi pergerakan rupiah, berkaca
saat ini perekonomian Amerika Serikat terlihat cenderung mengalami pertumbuhan
yang berpotensi dapat membawa dana asing keluar dari Indonesia. Belum lagi
Janet Yellen yang menyatakan secara gamblang bahwa tapering diperkirakan akan
berakhir di tahun 2014 dan kenaikan suku bunga pun menanti selanjutnya.
Seperti diketahui, nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sempat melambung tinggi setelah
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mencalonkan diri sebagai calon presiden di
Pemilu 2014. Pengamat Pasar Uang, Farial Anwar mengatakan bahwa nilai tukar
rupiah masih bisa melanjutkan penguatannya, tergantung siapa yang akan maju
jadi Wakil Presiden mendampingi Jokowi dalam Pemilu. Jika berkaca melihat
pencalonan Jokowi saja sudah begini, kita harus tunggu siapa pasangannya dan
bagaimana respon pasar. Farialpun menambahkan, bahwa selama ini pasar terus
menunggu sosok pemimpin baru yang dianggap memiliki masa depan lebih baik.
Managing Director Bank Standard
Chartered, Fauzi Ichsan memperkirakan bahwa pemilihan umum 2014 dapat menjadi
faktor pendorong penguatan Rupiah. Rupiah diperkirakan akan menguat pada
kuartal IV 2014 dan ia juga memprediksi bahwa defisit transaksi berjalan
Indonesia akan mulai mengecil di kuartal IV 2014. Defisit neraca berjalan
menjadi salah satu faktor penting yang dapat menentukan pergerakan Rupiah selanjutnya
terhadap Dolar dan mata uang asing lainnya. Jika selama defisit neraca berjalan
Indonesia masih besar, kemungkinan besar sulit bagi indonesia mengharapkan rupiah
akan melanjutkan penguatannya.
Gambar
grafik pergerakan harga USD/IDR (Sumber: IMTrader)
Ketika artikel ini dibuat, secara
teknikal, pergerakan rupiah pada grafik
harian terus tertahan di area support 11249. Support ini bisa dianggap cukup
kuat karena sudah menahan laju penguatan rupiah hingga kurang lebih 2 minggu
lamanya. Jika support 11249 terus bertahan, seiring dengan kondisi indikator
teknikal yang cenderung menunjukkan sinyal bullish pada grafik harian, maka hal
tersebut dapat membuka peluang potensi pelemahan rupiah mengincar area
resistsance 11641 – 11884. Namun, berhati – hatilah dengan kemungkinan pecahnya
support 11249. Jika hal tersebut terjadi, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan
terhadap dolar mengincar area support berikutnya dikisaran 11007 – 10857.
Posting Komentar