Gubernur BOJ: Tingkat Kepercayaan Masih Tinggi ( news 16 April 2014 )
Gubernur Bank of Japan (BOJ), Haruhiko Kuroda, kembali menegaskan
pandangan positifnya akan prospek ekonomi Jepang meskipun pasar
finansial global masih belum stabil. Menurutnya pertumbuhan ekonomi akan
terdongkrak di sekitar pertengahan tahun karena efek kenaikan pajak
penjualan akan memudar.
Kuroda menambahkan bahwa harga-harga
akan meningkat seiring dengan perbaikan ekonomi yang bertahap.
Pernyataan ini menegaskan pandangannya bahwa Jepang akan mencapai
sasaran inflasi BOJ di level dua persen dalam jangka waktu sekitar
setahun.
“Memang benar (bahwa survey Tankan yang
diumumkan di awal bulan ini) memperlihatkan banyak perusahaan, terutama
di antara produsen kendaraan dan penjual eceran, memiliki kekhawatiran
akan prospek ekonomi,” ujar Kuroda di depan parlemen. “Namun tingkat
kepercayaan masih tinggi dan rencana pengeluaran perusahaan-perusahaan
untuk tahun fiscal 2014/2015 masih solid. Perusahaan-perusahaan masih
memiliki harapan positif,” tambahnya.
Komentar Kuroda ini dikeluarkan sehari
setelah ia bertemu dengan Perdana Menteri Shinzo Abe guna berdiskusi
tentang masalah ekonomi, yang menaikkan spekulasi pasar bahwa BOJ
mungkin akan ditekan untuk melanjutkan stimulus karena penguatan yen dan
merosotnya saham-saham Jepang telah membuat prospek ekonomi Jepang
menjadi suram.
Kuroda mencoba untuk menepis spekulasi
ini, dengan memberi tahu wartawan setelah pertemuan tersebut bahwa
perdana menteri tidak memintanya untuk mengambil langkah lebih lanjut
terkait strategi mengakhiri deflasi.
Pejabat BOJ telah berulang-ulang
memperlihatkan kepercayaan diri bahwa kenaikan pajak yang mulai berlaku
di bulan ini tidak akan memberikan efek negatif terhadap perekonomian,
juga tidak akan menghambat laju inflasi seperti yang ditargetkan oleh
BOJ.
Namun banyak ekonom dan trader
beranggapan bahwa BOJ harus kembali melonggarkan kebijakan moneter –
mungkin di bulan Juli – karena laju indeks harga konsumen kemungkinan
akan melambat.
Berlawanan dengan optimisme BOJ,
pemerintah Jepang justru bersiap untuk merevisi semua penilaian mereka
terhadap perekonomian akibat efek kenaikan pajak penjualan, demikian
dilaporkan oleh harian bisnis Nikkei.
Sumber: Reuters
Simak Juga : 3 Cara Mengembangkan Skill Trading Anda
Posting Komentar